PKI ,GERINDRA, PKS DAN DEMOKRAT ADALAH AKTOR INTELEKTUAL




PKI ,GERINDRA, PKS DAN DEMOKRAT ADALAH AKTOR INTELEKTUAL - Gaduh, gaduh dan gaduh. Itulah sekelumit politik negeri ini. Bukan politik namanya kalau seni memainkan kekuasaan, seni memainkan momentum. Bukan Gerindra, Demokrat dan PKS namanya kalau bukan gaduh label oposisi.

Negeri ini riuh, Kebangkitan PKI, Antek China, Anti Islam atau Ulama, propaganda bulsit kaum oposisi. Isu ini, sudah lama dikumandangkan, bicara keras bagaikan bak suara PKI tumbuh subur di Indonesia. Kaum yang sudah dicuci otaknya pun terserempet dengan bola liar ini, gagah dan perkasa, teriakan PKI bangkit, PKI bangkit. PDIP masuk dalam permainan liar ini, bukan main juga Jokowi selaku Presiden pun dibawa- bawa dalam riuhnya PKI ini.

Manusia yang sudah dicuci otaknya pun, dimainkan oleh orang yang sudah dicuci dompetnya oleh aktor intelektual ini. Padahal, indera kita, setiap saat diri kita ini dirangsang dengan berjuta rangsangan. Jika kita harus memberikan tafsiran atas semua rangsangan itu, maka kita ini bisa menjadi gila. Karena itu, kita dituntut untuk mengatasi kerumitan tersebut dengan memperhatikan hal-hal yang menarik bagi kita. Atensi kita pada dasarnya merupakan faktor utama dalam menentukan seleksi atas rangsangan yang masuk ke dalam diri kita (fenomena ini tak bisa digapai oleh kaum otaknya dicuci).

Pertanyaan yang menggugah saya, siapakah aktor intelektual dibalik isu ini? Dan aoakah mereka sebenarnya yang PKI?

Bulan Februari 2017, Politisi demokrat juga pernah menyinggung isu PKI ini, dengan mengatakan PKI sama dengan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)Agen Togel Online Terpercaya

Pamekasan, 1/2 (Media Madura) – Wakil ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Demokrat Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Farid Tamim, menyebut organisasi mahasiswa Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) anak Partai Komunis Indonesia (PKI).

Bahasa itu disebut oleh mantan Anggota DPRD Pamekasan periode 2009-2014 di akun media sosial (medsos) facebook Faried Tamim H, dengan memposting status lahirnya tiga organisasi kemahasiswaan.

“PMII lahir dari rahim NU, HMI lahir dari rahim Muhammadiyah, dan GMNI lahir dari rahim PKI,” tulisnya, Rabu (1/2/2017).

Sontak, postingan tersebut menui kecaman dari pengguna facebook lainnya.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengakui berhubungan baik dengan Partai Komunis China (PKC). Kedua partai saling mendukung program masing-masing.

Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri DPP PKS Taufik Ramlan menuturkan, PKS dan PKC beberapa kali saling menghadiri agenda masing-masing. Dalam waktu dekat, PKS akan mengirim delegasi pada konferensi iklim yang dihelat PKC. “Kedutaan Besar China sudah mengontak kami,” ujarnya, Senin (22/4/2013), di Jakarta.

Banyak pemikir, atau orang mengatakan PKS ala PKI. Dimana, kesaamaan sekutu dengan dunia internasional dengan membawa produk politik agama sebagai tameng, hal ikhwalnya. Bahkan itu banyak kesamaan PKI dan PKS, dengan melihat latar belakang partai ini, berdiri maupun kegiatan politiknya, salah satunya Prof. Sahetapy pernah menulisnya.Agen Bettingan Online Terpercaya

Mengutip Abraham Lincoln pernah menulis, “Namun, jika Tuhan menghendaki (perang ini) berlajur sampai kesejahteraan dihancurkan oleh dua ratus lima puluh tahun tanah yang aku garap yang akan ditanami, dan hingga setiap tetesan darah ditumpahkan oleh cambukan akan dibayar tetesan darah yang lain oleh pedang, tetapi harus dikatakan, seperti halnya telah dikatakan tiga ribu tahun yang lalu, “Keputusan-keputusan Tuhan benar dan adil semata-mata. Ini merupakan suara yang terus dilantunkan golongan madani dan proletar, sungguh mereka merintih, desiran suara teriakan mengelabui pikiran saya, dan secara tak mereka sengaja mecerca saya (dalam situasi khayalan).

Propaganda dan gaya politik agamais sebagaimana yang muncul dalam republik ini, sudah direcoki oleh pemahaman primitif oleh kaum cuci otak. Dimana keadilan itu sama (equality before of the law) , dan merupakan kedudukan psikologis dari seluruh nilai-nilai luhur seperti sifat tidak mementingkan diri sendiri, idealisme, moralitas, pengorbanan diri, keberanian dan kehormatan.

Dukugan emosional yang kuat terhadap proses menilai dan mengevaluasi, dan memungkinkan manusia untuk melampui instink-instink alami mereka yang paing kuat demi sesuatu yang paling mereka percayai sebagai kebenaran dan keadilan. JACKPOT RATUSAN JUTA

Contoh kasus, di Amerika, dimana kemarahan dari kelompokan gerakan penghapusan perbudakan kulit putih radikal (radical white abolitionist) melawan perbudakan sebelum Perang Sipil Amerika, atau kemarahan masyarakat di seluruh dunia yang telah merasa telah melawan sisitem apartheid di Afrika Selatan, dan ketika kita melihat Rezim Honecker di Jerman Timur secara kritis dilemahkan dengan suatu rangkaian peristiwa ada tahun 1989: suatu krisis pengungsi, yang didalamnya ratusan dan ribuan orang melarikan diri menuju Jerman Barat, ini megurangi dukungan Soviet, dan berakhir dengan diruntuhnaya tembok berlin. Ketiganya merupakan manifestasi-manifestasi dari thymos, yang merupakan sejarah kelam dunia.

Ketika menarik sejarah ke zaman modern sekarang ini, dimana Indonesia dihebohkan dengan gejolak politik yang tidak sehat munculnya kaum Radikal yang merusak tatanan Pancasila dan UUD 1945. Isu PKI terbaru dimana masalah terus dikumandangkan masih dalam tahap perdebatan yang luar biasa dimana ada label politik agama sebagai persyaratan tertentu dan dunia politik tanah air ini goncang .

Tidak sampai di situ Gerindra, semakin menunjukan taringnya, secara blak blakan mentamakan PDIP dengan PKI. Bukan main, politisi tinggi Gerindra ini, tidak sungkan-sungkan mulutnya layangkan isu PKI ini, kepada partai tertentu.

Meskipun sudah minta maaf, oleh Gerindra bahwa itu murni pernyataan sepihak dari Waketum Gerindra, tetapi harus ada sanksi, ada efek jera, hukuman yang dilayangkan agar ke depan tidak hanya asal bicara tetapi itu dibuktikan dengan fakta hukum yang ada.

Bola liar isu PKI, yang menyempet istana, salah satu contoh, fitnah yang keji, dari aktor intelektual ini, untuk membentuk opini di kalangan masyarakat bahwa adanya PKI. Giliran dibuktikan secara hukum di Pengadilan, malah berujung jerugi.

Indonesia harus bangkit, dengan persaingan primordial tak beradab era demokrasi sekarang ini. Dalam hal ini saya mau mengatakan bahwa isu PKI ini dibiarkan efeknya adalah pertama, pembodohan masyarakat mengatakan sesuatu tanpa bukti (burden of proof) pada masyarakat Kedua, jenis kesalahan atau kesesatan berpikir sangat elementer yang seharus diminimalisir oleh masyarakat. Ketiga, dari sudut pandang etika, mengemukakan pendapat atau penyataan yang di muka umum terkait dengan imperatif tanggung jawab untuk mengatakan “yang benar” seorang politisi (public trust) dan kesetiaannya pada dan kesetiannya pada kebenaran (fidelity to truth). Dalam hati saya berpikir jangan-jangan Gerindra, PKS dan Demokrat “aktor intelektual dibalik PKI? Mungkinkah mereka mengambil jalur ini, menjegal pemerintahan Jokowi dengan stigmatisasi (stempel dosa) dengan isu PKI?

Mari merawat nalar, agar tidak masuk dalam kubangan stempel dosa, menggunakan segala cara menjatuhkan seseorang atau partai politik dengan hal- hal yang tidak konstruktif, rada-rada irasional. Genit sich nggak tetapi menjijikan.

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © siaranindoonesia. Designed by OddThemes
site hit counter