FPI BERDOA AGAR POLISI BERHENTI MELANJUTKAN KASUS RIZIEQ DI SAAT PERGANTIAN KAPOLDA BARU NANTI


FPI BERDOA AGAR POLISI BERHENTI MELANJUTKAN KASUS RIZIEQ DI SAAT PERGANTIAN KAPOLDA BARU NANTI !!!


Siaranindonesia - Seperti yang kita ketahui, Kepolisian Republik Indonesia melakukan rotasi pejabat di mana Iriawan yang tadinya menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya akan diangkat menjadi Asisten Operasi Polri, sedangkan posisi Kapolda akan diduduki oleh Irjen Idham Azis yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri.

Rotasi pejabat ini ternyata membuat beberapa pihak (lebih tepatnya gerombolan titik titik) menaruh harapan yang cukup besar. Salah satunya adalah FPI. Apa lagi kalau bukan karena kasus yang menimpa Rizieq. Saat Iriawan menjabat Kapolda, Rizieq ditetapkan sebagai tersangka kasus chat sex. Bukan hanya itu, ternyata Rizieq, seperti dilansir suara.com yang masih berada di Arab Saudi sudah mendengar kabar tersebut.

Melalui kuasa hukum FPI Sugito Atmo Pawiro, Rizieq berharap (atau berharapppppp bangetttttt?) supaya kasusnya tak lagi dilanjutkan. Selain itu, Rizieq juga meminta agar nantinya Kapolda baru juga bisa menghentikan kasus dugaan pemufakatan makar. Saya tahu siapa yang dimaksud dalam kasus ini. Tapi mari kita cukup fokuskan pada Rizieq. Biasanya, di negara ini, kalau terjadi pergantian kekuasan atau jabatan, sering diikuti dengan pergantian kebijakan. Pemimpin baru, aturan baru, kebijakan baru. Wajar kalau Rizieq sangat berharap, secara ajaib, kasusnya akan dipandang berbeda oleh pemimpin baru sehingga ada harapan kasusnya dihentikan. Dengan begitu, dia bisa pulang dengan lega. Begitukah?

Sayang beribu bahkan bermiliar sayang. Harapan yang mulai bertumbuh akhirnya harus sirna. Senyum yang mulai tersungging di bibir akhirnya harus diganti dengan raut wajah masam. Kemungkinan besar bakal kembali gigit jari.

Mabes Polri memastikan pergantian jabatan di Polda Metro Jaya tidak akan mempengaruhi pengusutan sejumlah kasus. Salah satunya, kasus yang menyeret Rizieq. Sayang sekali, mungkin Rizieq harus bertahan di Arab Saudi entah sampai kapan. Mungkin harus tunggu hingga rezim Jokowi bubar, setidaknya tahun 2019. Itu pun dengan syarat Jokowi kalah Pilpres. Kalau menang? Alamat bakal jungkir balik tak bisa balik.

Dari sini, kita bisa sedikit menyimpulkan kalau Rizieq hanya akan pulang kalau kasusnya dihentikan. Ini terlihat dari upaya gerombolannya yang sering menuntut agar kasus Rizieq distop. Jadi dengan logika ini, Rizieq takkan berani pulang dalam kondisi seperti ini. Pulang dan langsung disergap adalah opsi terakhir yang ada di benak Rizieq. Rizieq takkan berani menghadapi kasusnya dengan jantan seperti Ahok. Maunya minta kasus sendiri dihentikan, tapi kasus orang lain tidak boleh sama sekali. Emangnya siapa dia?

Sekarang harapan FPI sudah pupus dan sirna. Ibarat layangan yang sudah terbang tinggi, mengangkasa menembus cakrawala tanpa halangan, eh ternyata benangnya putus. Harapan pupus, asa yang tinggal sedikit ini pun harus jadi abu. Sungguh kasihan. Padahal saat kasus Ahok mengemuka, mereka sangat powerful, sangat berjaya dengan massa yang jumlahnya bikin tepok jidat, mencapai 7 juta orang.

Tapi sekarang, mereka seolah lembek, loyo, sakit-sakitan, bahkan koar-koarnya tidak selantang dan sekencang dulu. Dulu tidak segan menggigit, sekarang menampakkan gigi saja sudah tidak berani. Dan sekarang mereka seolah tak berdaya menolong Rizieq keluar dari jeratan kasusnya. Logikanya, kalau mereka kuat, harusnya Rizieq tak perlu lari ke luar negeri, ditambah alasan konyol pula. Usaha mereka pun sepertinya tak menemukan hasil yang baik, seolah tiap jalan yang ditemui selalu berakhir di jalan buntu. Dead end.

Dulu ada apa-apa selalu demo. Apa-apa selalu aksi bela agama. Bahkan sudah diimbau jangan lakukan, mereka toh tetap lakukan. Tiap kali sidang Ahok, mereka selalu di sana dan berorasi. Lucunya, sekarang mereka tak bisa melakukan apa-apa selain berharap Kapolda baru menghentikan kasus Rizieq? Ternyata mereka tak bisa berbuat apa-apa selain berharap. Masa cuma bisa berharap?

Seharusnya kelompoknya harus berusaha lebih keras lagi dalam memperjuangkan kebebasan Rizieq. Soalnya, mereka sangat semangat dan habis-habisan dalam menjebloskan Ahok ke penjara, masa sekarang mereka terlihat kurang bersemangat seperti dulu? Atau apakah usaha mereka sudah maksimal tapi hasilnya belum tampak jelas, sudah peras otak dan keringat tapi masih nol? Who knows. Yang jelas, teruslah berharap. Hope is the key to success (udah cocok belum jadi motivator?).

Bagaimana menurut Anda?

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © siaranindoonesia. Designed by OddThemes
site hit counter