PKS TEMAN SEJATI PRABOWO DAN DEMOKRAT ADALAH HARAPANNYA


PKS TEMAN SEJATI PRABOWO DAN DEMOKRAT ADALAH HARAPANNYA


PKS TEMAN SEJATI PRABOWO DAN DEMOKRAT ADALAH HARAPANNYA - Terlepas dari maksud dan tujuan Perindo yang tiba-tiba mendukung Jokowi, saya mempredisksi kandidat calon presiden tidak lebih dari 3 kandidat. Kandidat pertama Jokowi yang didukung oleh PDI P, Golkar, Nasdem, PPP, Hanura, dan Perindo. Kandidat kedua adalah Prabowo yang didukung oleh Gerindra dan PKS, serta salah satu kandidat dari kubu Demokrat. Untuk PAN  dan PKB memang belum menentukan sikap resmi, namun Zulkifli Hasan dan Cak Imin sepertinya lebih berpeluang merapat ke Jokowi.

Menanggapi merapatnya Perindo ke Jokowi, Wakil Ketua Umum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad tak mau ambil pusing, sang ketua umum kembali ditinggal rekan politiknya yang memilih merapat ke penguasa. Dasco berpikir positif, keputusan itu adalah hak bagi setiap partai politik.

“Kita kan berpolitik itukan dinamis, kita menghargai, kita enggak merasa apa-apa,” kata Dasco saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (2/8).

Gerindra menegaskan, tidak merasa ditinggalkan rekan politiknya. Setelah Golkar, PAN yang dulu 2014 bersama, kini merapat Perindo bersama Jokowi.Agen Togel Onlione Terpercaya

Presidential threshold 20 persen memang membuat partai-partai yang tidak terlalu besar untuk merapat dengan kandidat yang paling berpotensi memenangkan Pilpres 2019. Jika tidak menghitung PAN dan PKB, sebetulnya sudah cukup bagi Jokowi untuk melenggang di Pllpres 2019 dengan mudah serta dengan catatan Prabowo dann SBY tidak berkoalisi.

Setelah Perindo mendukung Jokowi, kawan Gerindra hanya tinggal PKS. PKS yang sejak Pilpres 2019 telah menjalin persahabatan yang erat. Kerja sama mereka memang tidak berhasil membuat Prabowo menang di Pilpres 2014. Akan tetapi, Pilkada DKI menjadi bukti shahih betapa mereka berhasil menunjukkan tajinya. Terlepas dari kampanye negatif yang mereka peragakan di Pilkada DKI, suka tidak suka kita harus mengakui kehebatan mereka dalam melakukan kampanye.

Prabowo memang kerap ditinggalkan oleh kawan politiknya. Pada tahun 2014, mereka ditinggalkan oleh PAN dan Golkar yang menyeberang Jokowi. Kali ini, giliran Perindo. Entah apa yang menjadi alasan partai-partai tersebut memilih menyeberang ke Jokowi. Entah itu karena itu bagian dari strategi jitu Jokowi, atau karena Prabowo memang tidak lagi berpeluang setelah ditetapkannya presidential threshold 20 persen.

Peluang Prabowo memang boleh dikatakan tertutup jika hanya mengandalkan PKS dengan catatan kampanye mereka fair. Mereka memiliki peluang menang jika kembali memperagakan aksi kempanye seperti di Pilkada DKI. Ini pun sebetulnya belum cukup karena pasti Jokowi telah belajar banyak dari kasus yang menimpa Ahok.Agen Bettingan Online Terpercaya

Jangan heran jika Prabowo begitu ngebet melakukan pertemuan dengan SBY. Prabowo ingin mnegajak Demokrat berkoalisi karena ini satu-satunya cara untuk mengalahkan kubu Jokowi. Putaran kedua Pilkada DKI menjadi bukti shahih dimana mereka berhasil mengais dukungan dari suara AHY sehingga nyaris di Putaran kedua  suara AHY berpindah ke Anies dan Ahok tidak mendapat tambahan suara.

Jika Prabowo dan SBY bersepakat untuk berkoalisi, maka Pilpres 2019 hanya akan menjadi panggung pertempuran antara Prabowo dan Jokowi. Pertarungan head to head ini diprediksi akan membuat atmosfir Pilpres 2019 semakin seru dan panas. Dengan berbekal pengalaman memenangkan Anies di Pilpres 2019, Prabowo bisa lebih percaya diri jika berhasil menggandeng Demokrat.

Jika nanti Prabowo  hanya akan didukung oleh Gerindra, PKS, dan Demokrat, saya kira bisa menjadi ancaman untuk kubu Jokowi terlebih jika Prabowo berhasil menggandeng GNPF-MUI, FPI, dan Presidium Alumni 212 untuk kembali bermain sara’. JACKPOT RATUSAN JUTA

Merapatnya Hari Tanoe ke Jokowi bisa menjadi senjata Prabowo untuk membuat isu bahwa Ahok didukung oleh kafir dan China. Mereka akan meminta jasa GNPF-MUI, FPI, dan Presidium Alumni 212 untuk mengopinikan bahwa umat Islam berada di kubu Prabowo, sedangkan umat kafir dan China ada di kubu Jokowi. Sosok Hari Tanoe dan Ahok yang berada di kubu Jokowi sudah lebih dari cukup untuk membuat isu Jokowi didukung kafir dan China. Terlebih, citra Hari Tanoe sudah dikenal sebagai taipan yang begitu ambisius melebarkan perusahannya di Indonesia.

Dukungan Perindo ke Jokowi memang memiliki nilai positif dan negatif. Positifnya, pendukung Jokowi semakin banyak dan peluang memenangkan Pilpres 2019 semakin besar. Negatifnya, lawan jadi memiliki bahan untuk terus mengopinikan bahwa Jokowi didukung oleh kafir dan China.

Jika Hari Tanoe masih berada di kubu Prabowo, saya yakin mereka akan pikir-pikir jika ingin mengopinikan bahwa Jokowi didukung oleh kafir dan China. Pasalnya, di kubu mereka ada kekuatan kafir dan China (Hari Tanoe).

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © siaranindoonesia. Designed by OddThemes
site hit counter