Ahok Berhasil Membangkitkan Nasionalisme, PKS dan Gerindra Pendukung ASU Berhasil Membangkitkan Isu PKI - Rasanya memang susah dipercaya. Ahok alias Basuki Tjahaja Purnama yang sering dikafir-kafirkan, dituduh penista agama, dihina-dinakan karena beretnis Tionghoa, justru membangkitkan cita-rasa nasionalisme dengan cara ‘turn back’ politikus busuk. Siapa sangka bahwa kekalahan Ahok pada helatan Pilkada DKI Jakarta malah disambut banjir karangan bunga penuh pesona. Ibu Kota Jakarta pun nyaris tenggelam dalam lautan karangan bunga. Sebuah tanda bahwa kinerja Ahok menata Ibu Kota benar-benar diapresiasi warga.
Pun demikian, siapa mengira bahwa keputusan hakim yang memenjarakan Ahok justru disambut dengan samudera cahaya lilin di berbagai kota di dunia. Tidak hanya 33 kota di Indonesia, karena seribu lilin untuk Ahok menyala di empat benua. Liputan6.com hingga menurunkan berita berjudul “Cahaya Lilin untuk Ahok dari 4 Benua”. Agen Togel Online Teprercaya
Sungguh luar biasa! Mayoritas bisu yang selama ini berdiam diri menyaksikan pentas arogansi tujuh juta umat menunjukkan eksistensi dirinya. Unjuk rasa pun disampaikan dengan cara maju-mundur cantik dan penuh simpatik. Bahasa yang dipakai adalah bunga dan cahaya lilin yang syarat makna dalam setiap agama. Beda banget dengan cara-cara tujuh juta umat yang suka teriak-teriak penuh amarah yang sangat parah seperti orang yang kurang porsi dalam membaca basmalah dan hamdalah.
Kesadaran tentang Indonesianuraga yang bhinneka tunggal ika pun menyala. Bahwa Indonesia itu pusparagam dalam suku, bahasa, budaya hingga agama, tergugah secara terstruktur dan sistematis. Cita dan rasa nasionalisme pun bangkit secara masif hingga pelosok Nusantara. Indonesia pun sadar akan jati dirinya. Tidak boleh agama yang hidup di bumi Nusantara mencederai kehidupan yang harmonis antar pemeluk umat beragama. Tidak etis bahwa segelintir orang yang memeluk agama pendatang melulu pamer kesongongan karena pemarah dan sikap tidak ramahnya kepada agama lain. PROMO DEPOSIT HARIAN
Kesadaran cita dan rasa nasionalisme demikian menjadi signifikan dan relevan demi menjadi Indonesia yang rahmatan lil alamin. Indonesia yang punya dasar negara Pancasila. Alhamdulilahnya, kesadaran ini dibangkitkan oleh sosok teraniaya bernama Basuki Tjahaja Purnama.
Bila kisah Basuki menginspirasi kebangkitan nasionalisme Indonesia, Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) malah membangkitkan isu PKI (Partai Komunis Indonesia). Kelihatan kalau beda kualitasnya. Seperti diketahui bahwa Partai Gerindra dan PKS adalah pendukung ASU (Anies – Sandiaga Uno), Gubernur Terpilih DKI Jakarta.
Adalah Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) lewat surveinya yang mengungkap bahwa opini kebangkitan PKI tidak terjadi secara alamiah. Dan, pendukung PKS, Gerindra, dan Prabowo Subianto saat Pemilu 2014 adalah yang paling banyak meyakini PKI bangkit lagi. Opini tentang kebangkitan PKI ini cenderung lebih banyak di kalangan muda, perkotaan, terpelajar, dan sejumlah daerah tertentu, terutama Banten, Sumatera, dan Jawa Barat.
“Semua demografi ini beririsan dengan pendukung Prabowo,” demikian kesimpulan dari survei SMRC yang dirilis pada Jumat (29/9/2017), seperti diberitakan detiknews.com.
Lebih jauh, SMRC menganggap bahwa opini kebangkitan PKI di masyarakat tidak terjadi secara alamiah, melainkan hasil mobilisasi opini kekuatan politik tertentu, terutama pendukung Prabowo, mesin politik PKS dan Gerindra.
Survei ini sendiri, seperti diberitakan detiknews.com, dilakukan kepada 1.220 responden yang dipilih dengan cara random (multistage random sampling). Margin of error 3,1 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Responden yang terpilih diwawancarai lewat tatap muka. Agen Casino Terpercaya
Nah, mengapa justru prestasi Partai Gerindra dan PKS malah membangkitkan isu PKI? Sebuah isu yang sudah lalu dan PKI sendiri sudah dibubarkan lewat TAP MPRS No. 25 Tahun 1965. Tentu prestasi Partai Gerindra dan PKS ini kontraproduktif dengan arah kemajuan hidup berbangsa dan bernegara. Bukan membangkitkan nasionalisme dan spirit kebangsaan, ini malah membangkitkan isu PKI. Hadeuh, bener-bener parah Mah… Mamah Dedeh, curhat dong!
Mungkin, satu-satunya pemakluman bisa dirunut dengan mengingat lagi berita yang diturunkan tribunnews.com pada 5 Mei 2011. Diakui PKS bahwa ayah dari Ketua Dewan Syuro PKS, ustadz Hilmi Aminuddin adalah Danu Muhammad, Panglima DI/TII wilayah Indramayu.
Bila ayah ketua dewan syuro PKS adalah panglima DI/TII, seolah tidak mau kalah, ayah dari Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra, juga bergabung dengan pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Dialah Soemitro Djojohadikusumo, Menteri Perhubungan dan Pelayaran Kabinet PRRI yang menurunkan darah pemberontak dalam diri Prabowo, seperti dikisahkan sindonews.com.
Artinya, bila Partai Gerindra dan PKS berhasil membangkitkan isu PKI, isu yang basi dan mencederai kemanusiaan itu, tentunya tidak terlepas dari naluri pemberontakan yang tersembunyi dari leluhurnya. Semoga saja, kesimpulan ini salah.
Pun demikian, siapa mengira bahwa keputusan hakim yang memenjarakan Ahok justru disambut dengan samudera cahaya lilin di berbagai kota di dunia. Tidak hanya 33 kota di Indonesia, karena seribu lilin untuk Ahok menyala di empat benua. Liputan6.com hingga menurunkan berita berjudul “Cahaya Lilin untuk Ahok dari 4 Benua”. Agen Togel Online Teprercaya
Sungguh luar biasa! Mayoritas bisu yang selama ini berdiam diri menyaksikan pentas arogansi tujuh juta umat menunjukkan eksistensi dirinya. Unjuk rasa pun disampaikan dengan cara maju-mundur cantik dan penuh simpatik. Bahasa yang dipakai adalah bunga dan cahaya lilin yang syarat makna dalam setiap agama. Beda banget dengan cara-cara tujuh juta umat yang suka teriak-teriak penuh amarah yang sangat parah seperti orang yang kurang porsi dalam membaca basmalah dan hamdalah.
Kesadaran tentang Indonesianuraga yang bhinneka tunggal ika pun menyala. Bahwa Indonesia itu pusparagam dalam suku, bahasa, budaya hingga agama, tergugah secara terstruktur dan sistematis. Cita dan rasa nasionalisme pun bangkit secara masif hingga pelosok Nusantara. Indonesia pun sadar akan jati dirinya. Tidak boleh agama yang hidup di bumi Nusantara mencederai kehidupan yang harmonis antar pemeluk umat beragama. Tidak etis bahwa segelintir orang yang memeluk agama pendatang melulu pamer kesongongan karena pemarah dan sikap tidak ramahnya kepada agama lain. PROMO DEPOSIT HARIAN
Kesadaran cita dan rasa nasionalisme demikian menjadi signifikan dan relevan demi menjadi Indonesia yang rahmatan lil alamin. Indonesia yang punya dasar negara Pancasila. Alhamdulilahnya, kesadaran ini dibangkitkan oleh sosok teraniaya bernama Basuki Tjahaja Purnama.
Bila kisah Basuki menginspirasi kebangkitan nasionalisme Indonesia, Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) malah membangkitkan isu PKI (Partai Komunis Indonesia). Kelihatan kalau beda kualitasnya. Seperti diketahui bahwa Partai Gerindra dan PKS adalah pendukung ASU (Anies – Sandiaga Uno), Gubernur Terpilih DKI Jakarta.
Adalah Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) lewat surveinya yang mengungkap bahwa opini kebangkitan PKI tidak terjadi secara alamiah. Dan, pendukung PKS, Gerindra, dan Prabowo Subianto saat Pemilu 2014 adalah yang paling banyak meyakini PKI bangkit lagi. Opini tentang kebangkitan PKI ini cenderung lebih banyak di kalangan muda, perkotaan, terpelajar, dan sejumlah daerah tertentu, terutama Banten, Sumatera, dan Jawa Barat.
“Semua demografi ini beririsan dengan pendukung Prabowo,” demikian kesimpulan dari survei SMRC yang dirilis pada Jumat (29/9/2017), seperti diberitakan detiknews.com.
Lebih jauh, SMRC menganggap bahwa opini kebangkitan PKI di masyarakat tidak terjadi secara alamiah, melainkan hasil mobilisasi opini kekuatan politik tertentu, terutama pendukung Prabowo, mesin politik PKS dan Gerindra.
Survei ini sendiri, seperti diberitakan detiknews.com, dilakukan kepada 1.220 responden yang dipilih dengan cara random (multistage random sampling). Margin of error 3,1 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Responden yang terpilih diwawancarai lewat tatap muka. Agen Casino Terpercaya
Nah, mengapa justru prestasi Partai Gerindra dan PKS malah membangkitkan isu PKI? Sebuah isu yang sudah lalu dan PKI sendiri sudah dibubarkan lewat TAP MPRS No. 25 Tahun 1965. Tentu prestasi Partai Gerindra dan PKS ini kontraproduktif dengan arah kemajuan hidup berbangsa dan bernegara. Bukan membangkitkan nasionalisme dan spirit kebangsaan, ini malah membangkitkan isu PKI. Hadeuh, bener-bener parah Mah… Mamah Dedeh, curhat dong!
Mungkin, satu-satunya pemakluman bisa dirunut dengan mengingat lagi berita yang diturunkan tribunnews.com pada 5 Mei 2011. Diakui PKS bahwa ayah dari Ketua Dewan Syuro PKS, ustadz Hilmi Aminuddin adalah Danu Muhammad, Panglima DI/TII wilayah Indramayu.
Bila ayah ketua dewan syuro PKS adalah panglima DI/TII, seolah tidak mau kalah, ayah dari Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra, juga bergabung dengan pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Dialah Soemitro Djojohadikusumo, Menteri Perhubungan dan Pelayaran Kabinet PRRI yang menurunkan darah pemberontak dalam diri Prabowo, seperti dikisahkan sindonews.com.
Artinya, bila Partai Gerindra dan PKS berhasil membangkitkan isu PKI, isu yang basi dan mencederai kemanusiaan itu, tentunya tidak terlepas dari naluri pemberontakan yang tersembunyi dari leluhurnya. Semoga saja, kesimpulan ini salah.
Posting Komentar