PATUNG YANG TAK BERSALAH PUN JADI DI SALAHKAN, PENUTUPAN PATUNG KWAN KONG TUBAN MENGUNDANG PERHATIAN!!! - Isu pemberian ijin pendirian Patung di Klenteng yang ada di Kabupaten Tuban, yang awalnya hanya bagaikan kerlip nun jauh di sana, perlahan namun pasti membesar dan semakin membesar. Besarnya fenomena polemik perijinan pendirian patung di Tuban nampaknya juga dipengaruhi oleh suhu politik nasional yang memang semakin menuju titik didih menjelang pilpres 2019. Selain itu, kebijakan mendikbud yang tidak bijak terkait penutupan tiga situs ziarah dan cagar budaya di sekitaran Banjarmasin, Kalimantan Selatan ( Sumber ), juga harus dilihat dengan lebih jernih, bahwa ada kemungkinan ISIS ikut bermain di situ.
Tulisan ini hendak mencoba menganalisa dan kemudian menebak arah dari isu pemberian ijin pendirian patung di Tuban serta penutupan tiga situs ziarah dan cagar budaya di Banjarmasin Kalimantan Selatan. Dua dugaan awal dari penulis akan mewarnai penulisan ini, yaitu tentang kemungkinan sel tidur ISIS yang sengaja dibangunkan dan juga kemungkinan peristiwa tersebut dijadikan kendaraan politk para politikus busuk negeri ini, yang masih ngiler terhadap kekuasaan.
Penulis akan memulai dengan poin pertama, yaitu isu penolakan pendirian Patung di Klenteng Tuban dan berujung pada penutupan sementara ( Sumber ). Menurut informasi, ijin pendirian patung di Klenteng Tuban ini sudah ada jauh sebelum hiruk pikuk politik negeri ini, dan munculnya ijin pendirian patung itu karena keberadaan patung yang ada di lingkungan Klenteng dan itu tidak menjadi persoalan. Namun ketika tiba-tiba muncul ciutan dari seorang bergaya Arab namun nampaknya tidak paham tentang Arab dan juga sok Islam namun sangat nol terkait Islam, bernama Tengku Zulkarnaen, maka episode “gara-gara” atau kegaduhan dimulai.Agen Togel Online Terpercaya
Dalam ciutannya itu, si tengku mengatakan bahwa sekolah Islam ditolak di Jatim, namun pendirian Patung malah diijinkan, begitulah intinya. Dan sontak para pengikut tengku gemblung ini menanggapinya. Seperti bara yang disiram bensin, maka ramailah para pendukung tengku ini menumahkan semua kekesalannya yang sebenarnya tidak berdasar.
Ocehan atau ciutannya di media sosial bernama twiter itu sebenarnya hanya melihat persoalan sekilas, tanpa mencoba melihat dengan lebih jelas dan tepat. Namun begitulah gaya kaum tidak penuh otaknya dan kaum tidak berperasaan. Mereka, kaum tidak penuh otaknya itu, selalu mencari sudut negative dari siapa saja yang tidak disukainya. Penulis tidak akan mengulas ciutan si tungku ini, namun akan mencoba melihat gerakan di balik ciutan si tungku ini.
Menurut penulis nampaknya si tungku ini memang diberi peran oleh “orang penuh ambisi” di negeri ini, agar selalu membikin ribut. Dia bersama beberapa orang sepertinya sedang disuruh tampil sesuai dengan harapan serta skenario “sutradara politik” yang juga adalah orang penuh ambisi itu. Orang yang penuh ambisi itu, akan menggunakan segala cara untuk menggapai ambisinya dan akan selalu dan selalu menyerang siapa saja yang menjadi penghalangnya menguasahi negeri ini, omong kosong bahwa itu adalah bentuk cinta negara, omong kosong jika smeua demi kebaikan negeri jika upaya menggapainya dengan cara-cara licik nan kotor.Agen Bettingan Online Terpercaya
Dengan menggulirkan isu pemberian ijin pendirian patung di Klenteng Tuban dibandingkan dengan isu penolakan sekolah islam yang berijin, oleh pemerintah Tuban yang notabene bermasyrakat mayoritas muslim, maka sejatinya mereka hendak mempengaruhi masyarakt yang mayoritas muslim tentang apa yang pemerintah lakukan, yaitu bahwa pemerintah sedang tidak berpihak kepada muslim, bahkan cenderung memusuhi muslim, maka disini sisi paing sensitive masyarakat tersentuh.
Dan nampaknya tujuan mereka berhasil, manakala banyak nitizen yang menanggapi miring sikap pemerintah dan mendukung ciutan si tungku. Melihat fakta hebohnya polemik perijinan Patung di dalam Klenteng dan isu penolakan sekolah Islam di Tuban, bisa jadi memang ini di sengaja oleh tokoh penuh ambisi itu, untuk membangkitkan sel tidur ISIS. Sel tidur ISIS harus diakui tersebar hampir di seluruh negeri ini dan endemik paling masif, boleh dikatakan saat dua periode pemerintahan presiden sebulum pakde Jokowi.
Bisa jadi memang ini adalah sebuah skenario besar, yang menginkan negara gaduh. Dengan gaduhnya negara, maka kritik akan mengarah ke presiden dan dengan demikian saat pilpres nanti, pakde Jokowi tersingkir. Dengan tersingkirnya pakde, maka jalan lapang untuk berpesta pora menjarah negri ini akan terbuka kembali.
Gerak politik si tokoh penuh ambisi itu brutal dengan menunggangi gerombolan yang memusuhi NKRI dan anti pancasila. Maka tidak menutup kemungkinan bahwa ada relasi antara tokoh penuh ambisi itu dengan islam radikal dengan komandan ISIS serta ormas-ormas seperti almarhum HTI. Pada titik inilah pemerintah bersama masyarakat yang cinta pancasila dan NKRI harus semakin waspada. Usulan penulis adalah masyarakat bersinergi dengan pemerintah untuk menghabisi siapa saja yang mencoba menentang pancasila dan mencoba merusak NKRI.
Poin kedua, yang masih ada kaitannya dengan yang pertama, adalah penutupan tiga situs di Banjarmasin Kalimantan Selatan, yaitu Makam Datu Abulung di Martapura,makam Datu Sanggul di Tapin dan makan Datu Tumpang Talu di Kandangan, oleh mendikbud, Prof. Muhajir Efendi.
Penulis tidak akan menuduh apapun, namun ijinkan penulis mengaitkan ISIS yang “ hobbynya” menutup situs-situs penting agama serta cagar-cagar budaya dengan penutupan tiga situs dan cagar budaya di Kalimantan Selatan ini. Penulis masih kurang informasi mengenai alasan mendikbud menutup situs-situs yang pastilah sangat bermakna bagi masyarakat di sekitarnya. JACKPOT RATUSAN JUTA
Jika ISIS sangat menyukai penutupan situs-situs dan cagar-cagar budaya sebagai monument sejarah peradaban sebuah komunitas dan sekarang ini ada penutupan situs dan cagar budaya, maka tidaklah berlebihan jika mendikbud sudah melakuan tindakan kebijakan yang tidak bijak dan tidak salah pula jika ada yang menduka ada keterkaitannya dengan gerakan islam radikal dalam paying ISIS.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan pemerintah harus bersikap tegas terhadap gejala-gejala atau tanda-tanda munculnya gerakan-gerakan radikal, terutama di daerah-daerah di seluruh di negeri ini, karena di pusat, Jakarta, gerakan mereka semakin dipersempit. Ketegasan ini harus kepada siapapun. Jika ada aparat atau perangkat negara yang diketahui memiliki gejala dan tanda gerakan radikal,segera sikat dan singkirkan. Dalam hal ini, masyarakat juga harus ambil bagian, semisal ada wakil rakyat yang tidak bermanfaat kinerjanya, namun mulutnya ngoceh terus, maka rakyat punya otoritas menolak mereka dan menjauhkan mereka dari gedung DPR dan bisa juga segera ambil gerakan untuk mendepak mereka dari kedudukannya. Dengan demikian, maka upaya menjaga NKRI akan semakin nyata dan jelas. Ingat kawan, di tangan kita-kita inilah nasip negeri ini NKRI ini, dipertaruhkan!!
Posting Komentar