
Jakarta, SiaranIndonesia -- Di antara bukit-bukit di perbatasan Thailand dan Myanmar, lokasi 12 remaja dan pelatih mereka terperangkap di dalam gua, ribuan orang tanpa kewarganegaraan hidup dalam keterbatasan. POKER ONLINE TERPERCAYAMedia internasional menyoroti proses penyelamatan anak-anak yang tergabung dalam tim sepakbola Wild Boars itu hingga mereka keluar dari gua Selasa lalu. Kamis pekan depan, mereka dijadwalkan keluar dari rumah sakit setelah mendapat perawatan. Namun sorotan ini juga menguak sisi lain dari kehidupan para pengungsi di Thailand. Empat dari anak-anak itu tak punya kewarganegaraan. Dua di antara mereka, sedang ada dalam tahap akhir mendapat kewarganegaraan.
"Saya merasa sangat senang kisah gua Wild Boars jadi menyoroti isu ini," kata Tuanjai Deetes, Komisioner Komisi Hak Asasi Nasional Thailand. "Kita harus menekankan isu ini secara domestik dan internasional. Masih banyak orang-orang tanpa kewarganegaraan di sana."
Menurut angka resmi, sebanyak 486.440 orang teregistrasi tanpa warga negara, 142.269 di antaranya--seperti tiga anggota Wild Boars, berumur di bawah 18 tahun. Jumlahnya diperkirakan lebih banyak dari angka resmi tersebut. TOGEL ONLINE TERPERCAYADi bukit-bukit terpencil itu, beberapa generasi penduduk sudah tinggal. Mereka biasanya berasal selatan China dan Myanmar serta Laos--yang berbatasan langsung dengan wilayah utara Thailand. Perbatasan di Provinsi Chiang Rai itu, sudah lama menjadi titik masuk imigran ilegal, perdagangan manusia dan obat-obatan, biasanya berasal dari daerah "Segitiga Emas", wilayah yang merupakan Thailand, Myanmar dan Laos.
Kondisi ekonomi yang lebih baik di Thailand merupakan magnet bagi warga di sekitar perbatasan untuk masuk ke Negara Gajah Putih. PROMO DEPOSIT HARIANDi Thailand, mereka mendapat pendidikan dan layahan kesehatan dasar, namun juga memiliki larangan perjalanan, tak punya akses layanan finansial dan tidak bisa menikah atau membeli properti.

Posting Komentar