Cerita Warga dan Klarifikasi FBR soal Permintaan THR


Jakarta, SiaranIndonesia -- Sejumlah pengusaha di sepanjang jalan Bangun Cipta Sarana, Kelapa Gading, Jakarta Utara menerima selembar surat permintaan Tunjangan Hari Raya dari Organisasi Masyarakat (Ormas) Forum Betawi Rempug Gardu.021 yang bermarkas di depan jalan tersebut.

Wahyudi (47), pegawai salah satu bengkel las di Jalan Bangun Cipta Sarana mengaku menerima selebaran tersebut sekitar seminggu lalu. POKER ONLINE TERPERCAYA

Menurutnya, selebaran itu bukan hal yang baru diterimanya. Sebab, tahun lalu FBR G.021 juga menerbitkan selebaran serupa.


"Kami terima suratnya sekitar seminggu lalu. Itu sama kayak tahun lalu," ujar Wahyudi kepada CNNIndonesia.com, Selasa (29/5).

Wahyudi membeberkan FBR tidak mematok besaran sumbangan yang harus diserahkan. Ia berkata pihaknya biasanya menyerahkan sekitar Rp50-Rp100 ribu.

Ia berkata penyerahan uang sumbangan THR tidak dilakukan langsung. Biasanya, anggota FBR datang untuk menagih sumbangan sekitar seminggu pasca surat diserahkan.
Wahyudi menuturkan penagihan tidak dilakukan dengan paksaan. Sebab ia menyebut ada beberapa pemilik usaha yang tidak menyerahkan THR karena beberapa alasan.

"Jadi setahu saya tidak dipaksa. Keikhlasan saja," ujarnya.

Senada, Indra (40), seorang pemilik usaha percetakan di sekitar markas FBR mengaku belum menerima selebaran. Namun ia tidak menampik setiap tahun FBR meminta iuran untuk kepentingan hari raya.

Sama halnya dengan Wahyudi, ia mengaku FBR tidak mematok besaran sumbangan yang harus diserahkan. Sehingga, dalam beberapa tahun terakhir dia memberi sumbangan di bawah Rp50 ribu.

"Sejak sembilan tahun lalu memang sudah ada iuran hari raya. Tidak ada besarannya," ujar Indra.

Terlepas dari sumbangan itu, Indra mempertanyakan peran FBR di lingkungan tempatnya berbisnis.

"Jujur saya bertanya perannya FBR di sini apa. Tapi di luar itu saya ikhlas memberi sumbangan," ujarnya.

Menanggapi hal itu, Ketua FBR G.021 Ahmad Ali membenarkan pihaknya menyebarkan selebaran itu. Namun ia menegaskan hal tersebut bukan bagian dari pemalakan terhadap pelaku usaha di lingkungan Kelapa Gading.TOGEL ONLINE TERPERCAYA

"Ini sifatnya sukarela. Saya juga sudah beritahu anggota agar tidak memaksa," ujar Ali di kediamannya di Gang L, Pegangsaan, Kelapa Gading, Jakut.

Ali yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua RW 5, tempat Gardu.021 berdiri itu mengaku permintaan THR bukan ditujukan untuk kepentingan Ormas, melainkan untuk diberikan kepada anak yatim yang ada di kawasan tersebut.

Ia mengklaim tahun 2017 lalu pihaknya menyerahkan sumbangan berupa uang kepada hampir 80 anak yatim dengan nominal per anak sebesar Rp100 ribu. 

"Kami juga menyerahkan uang sisa sumbangan itu ke masjid untuk acara-acara keagamaan," ujarnya.

Dalam permintaan itu, Ali juga mengklaim pihaknya menggunakan kwitansi sebagai bukti. Setelahnya, hasil uang yang diterima juga dimasukkan ke dalam dokumen milik FBR untuk nentinya dievaluasi.

Atas penjelasan itu, ia meminta semua pihak tidak salah menilai permintaan THR yang dilakukan FBR G.021 sebagi bentuk pemalakan. Sebab ia merasa hanya dengan cara itu sejumlah pihak, terutama anak yatim bisa terbantu. PROMO DEPOSIT HARIAN

Terkait dengan hal itu pula, Ali mengaku sudah dipanggil oleh Ketum FBR Luthfi Hakim dan kepolisian. Ia diminta untuk menjelaskan perihal polemik itu. 

Namun, dalam konfirmasi itu dirinya mengaku hanya diingatkan untuk lebih berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan agar polemik tidak melebar dan membuat resah masyarakat.

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © siaranindoonesia. Designed by OddThemes
site hit counter