Bunga Acuan BI Naik, Bank Tak Lantas Kerek Bunga Kredit


Jakarta, SiaranIndoonesia Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai bank umum masih memiliki waktu untuk menahan bunga kredit dalam beberapa bulan ke depan, sebelum mengikuti kenaikan bunga acuan Bank Indonesia (7 Days Reverse Repo/7DRRR).

Anggota Dewan Komisioner sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengatakan likuiditas perbankan masih cukup baik untuk menopang penyaluran kredit. Apalagi, perbankan tengah memasuki masa ekspansi, setelah beberapa waktu lalu tertahan masa konsolidasi. 

Dengan demikian, bank dapat memanfaatkan momentum kecukupan likuiditas mereka untuk menyalurkan kredit dengan bunga saat ini ketimbang langsung mengerek tingkat bunga karena kenaikan 7DRRR sebesar 25 basis poin (bps). 

Jadi kan masih ada waktu bagi bank untuk menyesuaikannya. Ada leg-nya, tidak seketika, yang paling tahu ya perbankan, itu ada sedikit waktu untuk mereka sesuaikan," ujarnya di Kompleks BI, Jumat (18/5). 

Lebih lanjut ia menyebut ada faktor rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) yang menjadi pertimbangan bank untuk mengerek tingkat bunga kreditnya. 

"Tapi kami lihat nanti dampaknya. Tentu bank juga akan menghitung, apakah akan membawa NPL yang lebih tinggi atau tidak. Tapi, kami lihat tren NPL membaik, net (bersih) hanya 1,2 persen," terang Heru. 

Sayangnya, ia enggan merinci proyeksi kenaikan bunga, seperti korporasi dan konsumen. Di sisi lain, ia meyakini, bila nantinya bunga kredit ikut naik karena terimbas kenaikan suku bunga acuan BI, hal tersebut tidak akan mengganggu pertumbuhan kredit bank. 

"Saya yakin dengan kenaikan suku bunga acuan BI kemarin, pertumbuhan kredit akan tetap baik, karena perbankan sudah selesai masa konsolidasi, sehingga nanti mereka bisa tumbuh dengan baik," tandasnya. 

Adapun berdasarkan data OJK, pertumbuhan kredit bank secara tahun berjalan (year-to-date/ytd) dari Januari hingga pertengahan Mei 2018 mencapai 8,8 persen. 
Sementara, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) industri bank mencapai 22,67 persen, rasio kredit bermasalah gross 2,75 persen, dan NPL net 1,2 persen.

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © siaranindoonesia. Designed by OddThemes
site hit counter