Buni Yani Tak Dituntut Maksimal, Jangan Senang Dulu, Tetap Dibui Pasti


Buni Yani Tak Dituntut Maksimal, Jangan Senang Dulu, Tetap Dibui Pasti


Buni Yani Tak Dituntut Maksimal, Jangan Senang Dulu, Tetap Dibui Pasti - Hari ini Buni Yani akan dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU). Tuntutan itu sesuai dengan fakta di persidangan. Namun yang lebih penting lagi adalah kasusnya murni kasus hukum-politik dan politik-hukum. Dia ada dalam kepentingan antara Jokowi 2019 dan Prabowo dan tiga generasi antitesis Jokowi. Untuk memahami tuntutan yang dibacakan, bukan 9 atau 12 tahun penjara, namun hanya sekitaran 6 tahun penjara, atau bahkan kurang. Itu hanya permainan angka-angka tak penting.

Lalu nanti hakim pun akan mencari titik aman antara menghukum 2 tahun atau 3 tahun, atau sama dengan Ahok. Atau bahkan dibebaskan nanti. Hal ini bisa terjadi karena ada alasan faktual. Sidangnya diatur dan diarahkan di Bandung, tempat para pendukung Islam radikal hidup. Maka pada setiap persiidangan yang hadir adalah para kaum Bumi datar, daster Arabia, celana cingkrang, jidat gosong, dengan hati penuh kebencian dan selalu meneriakkan teriakan yang tidak senonoh dan tidak pada tempatnya. Dan, pendukung Ahok jauh kebanyakan tinggal di Jakarta,sehingga cukup jauh untuk memberi tekanan. Agen Togel Terpercaya

Buni Yani Kaki Tangan Islam Radikal



Penghukuman terhadap Buni Yani menjadi gambaran besar tentang Indonesia saat ini. Hukum dan peradilan di Indonesia bukanlah tentang KUHP, bukan tentang pembuktian, bukan tentang fakta di persidangan. Bukan semua. Buni Yani dan masyarakat di Indonesia harus melihat kasusnya sebagai gambaran panjang tentang kekuasaan pemimpin sederhana Jokowi. Dari situlah apa yang disebutkan olehnya, bahwa peradilan atasnya adalah politis. Dia benar. Kenapa?   JACKPOT RATUSAN JUTA 

Karena dia adalah kaki tangan politik yang telah merusak dan akan selalu berusaha menghancurkan tatanan kepemimpinan Jokowi dengan menggunakan kebencian dan adu domba serta fitnah seperti yang diunggah di media sosial sajak lama. Puncaknya editan pidato Ahok yang menimbulkan kegoncangan politik. (Kisah Jonru Ginting akan menjadi pemberat psikologis bagi dihukumnya Buni Yani.)

Untuk itulah dia harus diberi pendalaman materi tentang siapa sebenarnya Jokowi dan musuh politiknya, sehingga dia tahu kenapa dia harus dibui. Tidak akan lolos. Dia adalah manusia kepo apkiran tidak bermanfaat sama sekali bagi bangsa dan negara Indonesia. Berikut gambaran keseluruhan tentang Jokowi dan lawan politiknya. Di dalamnya ada kepentinngan keadilan dan kemanusiaan terkait kejahatan kebencian Buni Yani terhadap Ahok.

Terkait Musuh Politik Jokowi



Orang boleh bilang apapun tentang Jokowi. Sejak awal kemunculannya di panggung politik di Solo, saya mengamati dengan dekat. Puncak dari kecerdasan politiknya tampak sekali ketika dia menjadi calon Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Ahok. Pembawaannya yang tenang membuat penasaran banyak orang. Jokowi menjadi magnet. Bergerombol orang berkeliling mendukung dan menolak.

Naiknya Jokowi ke tampuk kekuasaan memang didukung oleh proses yang pas. Momentum politik memihak kepadanya. Indonesia memerlukan darah segar pemimpin yang bisa menjadi jembatan bagi empat kelompok generasi yang saling beririsan. Mereka adalah (1) generasi jadul 45 pemimpi, (2) generasi Orba bermental korup, (3) gabungan generasi pemimpi dan unsur Orba yang membajak reformasi, (4) generasi yang hendak mengembalikan reformasi ke rel yang sebenarnya.

Momentum itu melesat menjadi akselerasi karena pada 2004 sampai 2014 yang terjadi adalah bergabungnya keempat kelompok generasi tersebut , dengan porsi nomor 4 paling kecil, sehingga membuat Indonesia terjerumus ke dalam tatanan ekonomi,sosial,politik, hankam, dan ideologi nyaris sama dengan masa Orba.

Hal ini disebabkan oleh kepemimpinan yang sangat lemah SBY yang peragu, penakut, plin-plan sejak dalam pikirannya. Ini mengakibatkan Indonesia kehilangan 10 tahun waktu tanpa menghasilkan apapun selain peletakan dasar kehancuran bangsa. Rakyat sadar dan memerlukan antitesa SBY yang tidak membangun apa-apa selama 10 tahun. Agen Casino Terpercaya

Gebyar berita pembangunan di Solo, terkait Mobnas dan Jakarta mengenai pembenahan daerah kumuh dan program KJP/S di Jakarta menjadi magnet yang menjanjikan perubahan. Skala program daerah Solo, dibawa ke jantung kekuasaan DKI Jakarta, dan akhirnya rakyat mengharapkan penerapan program kesejahteraan secara nasional: KIS/KIP.

Antitesis SBY yang alamiah bernama Jokowi hadir. Tentu pada saat yang bersamaan dihantam oleh status quo pembajakan reformasi oleh rezim SBY, yang berlaku persis seperti eyang saya presiden Soeharto. Pencitraan dan omong kosong sebagai panglima. Semua program dicanangkan dalam bentuk kata-kata: akan, akan, akan, prihatin, dsb. yang diwujudkan dalam bentuk pembangunan yang mangkrak di mana-mana, di samping korupsi oleh hampir semua pentolan Demokrat, dari Ketua Umum sampai Bendahara dan para ketua DPP.

Kehadiran Jokowi di panggung kekuasaan Indonesia setelah mengalahkan Prabowo yang mewakili dan didukung oleh  (1) unsur Orba, yakni Prabowo pentolan Orba, (2) pembajak reformasi, yakni Amien Rais, dan (3) rezim SBY (Hatta Rajasa) sekaligus, membuat Jokowi menjadi bulan-bulanan mereka. Bahkan sejak sebelum kemenangannya ketiga kelompok itu telah memersiapkan jebakan berupa UU MD3. Artinya, sebenarnya di benak mereka ada ketidakyakinan untuk menang melawan Jokowi di Pilpres 2014 itu.

Perlawanan kelompok Orba, pembajak reformasi, rezim SBY, terus berlanjut. Koaran Hashim Djojohadikusumo tentang pendongkelan, upaya merebut kekuasaan, penjegalan, secara sistematis dimulai sejak Day 1, alias Hari 1 kekuasaan Jokowi.

DPR dengan corong oposisi menjadi alat sempurna untuk menggoyang pemerintahan Jokowi. Oktober 2015 adalah target penjatuhan Jokowi. Namun upaya ini gagal dan justru KMP aliasa koalisi Prabowo pun porak-poranda. Itu terjadi setelah terjadi kisruh Golkar dan PPP serta pembelotan setengah hati PAN ke dalam pemerintahan Jokowi. Maka bubarlah esensi UU MD3.

Kriminalisasi Ahok Sasaran Antara Menjatuhkan Jokowi

Kegagalan menjungkalkan Jokowi, setelah sekian lama musuh politik Jokowi menggunakan taktik penjatuhan nama dan kebencian individu ini, mengakibatkan mereka kehilangan nalar dan kewarasan politik. Mereka mencadi celah untuk menjungkalkan Jokowi. Celah itu berwujud setelah melakukan pemetaan dan evaluasi keberhasilan Obor Rakyat, dan kampanye hitam terhadap Jokowi di Pilpres 2014.

Nyaris berhasil menang melawan Jokowi di 2014 menjadi pijakan untuk menerapkan strategi yang lebih hebat. Seluruh kekuatan bersatu termasuk menggukan media sosial yang digerakkan secara sistematis dan rapi. Bahkan para simpatisan mereka bergabung dengan Saracen seperti Jasriadi, Sri Rahayu Ningsih, bahkan disebut pula pentolan lainnya Eggy atau Eggi Sudjana. Klop. Dan manusia apkiran tak berguna bagi bangsa dan negara Indonesia dan kaum waras, Buni Yani adalah motor pemantik provokator yang menyulut intoleransi dan menimbulkan kegaduhan.

Muncullah momentum itu. Ahok. Kriminalisasi terhadap Ahok yang berujung Anies menjadi wakil FPI, FUI, GNPF-MUI, dan  Islam radikal, dengan berafiliasi dengan parpol Gerindra, Demokrat,PAN dan tentu partai agama PKS. Nah, di sinilah peran utama Buni Yani. Bersama Saracen dan kelompok lain menggelorakan kampanye penuh RAISA (ras,agama,intoleransi, suku, antargolongan). Hasilnya semua orang tahu Indonesia di ambang perpecahan. Dan, target sesungguhnya adalah Jokowi.

Buni Yani Pahlawan Kesiangan

Buni Yani pun akhirnya menjadi pahlawan kesiangan yang dipuja dan dipuji oleh semua pengikut Islam radikal, kaum Bumi datar, kaum anti toleransi, dan kaum jidat gosong. Selain itu tentu kalangan pendukung Anies seperti disebut dalam paragraph di atas menjadikannya sebagai orang paiing berjasa bagi golongan para manusia pencinta Islam radikal – dengan dibuktikan dengan aliansi dengan FPI, HTI, FUI dan sebagainya di Pilkada DKI 2017.

Jadi, dengan demikian, kasus Buni Yani ini harus diselesaikan dengan cara menghukumnya sesuai dengan fakta. Memang dalam kenyataannya secara politis kasus ini memecah dukungan dan strategi politik antara yang membela dan menghujatnya.


Namun, yang terpenting adalah bahwa kasusnya menjadi rebutan antara yang hendak membebaskan dan kami yang berusaha untuk memenjarakan dengan at all costs. Suatu pertaruhan yang luar biasa untuk keadilan dan kemanusiaan, tidak akan membiarkan kalangan Islam radikal menang, meskipun persidangan ada di jantung kelompok tersebut. Buni Yani dibui adalah target penting yang tidak bakalan lolos. Maka dituntut dengan hukuman tidak maksimal, Buni Yani silakan tersenyum dulu. Demikian the Operators. Salam bahagia ala saya.

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © siaranindoonesia. Designed by OddThemes
site hit counter