(Prabowo & SBY) Dua Gajah Melawan Satu Ekor Semut (Jokowi) - MUSUH DARI MUSUHKU ADALAH SAHABATKU. Ungkapan klasik ini rasanya tepat untuk menggambarkan pertemuan antara SBY dan Prabowo, Kamis, 27 Juli 2017 lalu. Walau tidak pernah berjibaku secara terbuka, selama ini publik menangkap sinyal buruk dalam hubungan dua jederal ini. Mungkin hal ini pula yang mendorong Jokowi untuk menemui Prabowo setelah SBY menghebohkan negara dengan pernyataan pers tentang berbagai isu yang menyudutkan dirinya. Prabowo yang adalah rival Jokowi pada pilpres 2014 disambamgi Jokowi untuk menggertak SBY. Dan terbukti siaran pers SBY itu tidak menimbulkan riak-riak berarti.
Banyak cerita dan rumor miring tentang latar belakang friksi antara Prabowo dan SBY. Salah satunya diungkap mantan peneliti LIPI, Hermawan Sulistyo yang membeberkan kejadian SBY digebuk Prabowo saat masih sama-sebuahsama di Akmil. Disebut-sebut insiden masa lalu itu membuat hubungan Prabowo dan SBY kaku seperti kanebo kering dankeduanya sulit untuk disatukan.
Jurang komunikasi antara Prabowo dan SBY semakin lebar seiring rivalitas politik Hambalang-Cikeas. Pada Pilpres 2009 Prabowo yang berpasangan dengan Megawati dikalahkan oleh SBY yang menggandeng Boediono. Dalam Pilkada DKI, jagoan cikeas tumbang oleh jagoan yang diusung Prabowo. Maka jika kini mereka bisa duduk satu meja, JANGAN PERNAH menganggap itu sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Dalam dunia militer apalagi dalam masa peperangan, pertemuan dua jenderal dari dua teritori adalah sebuah momentum yang luar biasa. Ada setidaknya dua hal yang terjadi. Pertama, salah satu jenderal mengalami kekalahan dan meminta bantuan dari jendral yang lain. Kedua, ada sebuah ancaman yang harus dihadapi bersama.Agen Togel Online Terpercaya
Kamis lalu dua jenderal bertemu di Cikeas. Mereka bukan jenderal biasa. Yang satu pernah menjabat presiden selama dua periode dan kini masih bercokol di pucuk pimpinan Partai Demokrat. Yang satu lagi adalah Ketua Partai Gerindra, partai yang konsisten berdiri di sisi oposisi. Keduanya jelas masih punya pengaruh dan garis kekuatan di militer. Rekam jejak mereka di dunia militer juga tidak main-main. SBY ahli strategi, Prabowo pakar operasi lapangan.
Jadi sekali agi jangan pernah meremehkan pertemuan dua tokoh ini.Dan tak bisa dipungkiri, Jokowi kini menjadi musuh bersama SBY dan Prabowo. Mereka merasa dipukul mundur oleh Undang Undang Pemilu 2017 yang secara dramatis mengebiri hasrat untuk berkuasa. SBY kesemutan karena Undang Undang ini bisa memupus harapannya mengusung sang putra, Agus Harimurti Yudhoyono ke kursi RI-1. Padahal setelah kalah di Pilkada DKI, Agus sudah safari mempromosikan diri ke sekeliling negeri.
Sementara itu Prabowo meradang karena Undang Undang Pemilu 2017 mengubah mimpinya untuk duduk di kursi presiden menjadi cerita tentang ambisi tak sampai. Semua ini gara-gara Undang Undang pemilu yang dicurigai partai-partai oposan sebagai trik Jokowi menghadang Prabowo.
Gelagat menempatkan Jokowi sebagai rival atau musuh bersama semakin terang benderang dari pernyataan mereka usai menyantap nasi goreng Cikeas. SBY, seperti biasa, dengan ekspresi serius dantegang menyebut adanya kecenderungan abuse of power. Kekuasaan, kata SBY mulai bertindak melampaui batas.
Sebelum bicara di depan media, kedua jenderal ini sempat mengadakan pembicaraan tertutup selama kurang lebih satu jam. Diduga kuat topik utama yang mereka bahas adalah isu-isu panas seputar dunia politik tanah air. Ini terungkap dari pernyataan keduanya di depan media. Menyambung soal abuse of power, SBY menyinggung akibat destruktif dari Undang Undang Pemilu 2017 terhadap kehidupan demokrasi di Indonesia.Angka Jitu Togel
Setali tiga uang dengan SBY Prabowo mempertegas dampak buruk Undang Undang Pemilu 2017 terhadap kehidupan berdemokrasi. Kedua jenderal yang selama ini dikesankan sebagai bebuyutan, kini sudah bersekutu. Persekutuan itu terungkap dalam pernyataan: “kami siap mengawasi” agar kekuasaan tidak sampai melampaui batas, tidak terjadi abuse of power.
Menarik untuk menafsir makna dari termin “mengawasi” yang digunakan SBY dan Prabowo. Jika kata itu terucap dari mulut anggota DPR, mengawasi menjadi hal biasa. Atau jika kata itu diucapkan seorang demonstran, maknanya juga tidak menimbulkan banyak tafsir. Tapi SBY dan Prabowo bukan anggota DPR. Mereka juga bukan demonstran. Lebih dari itu, SBY dan Prabowo adalah dua figur dengan latar belakang militer yang sangat kuat.
Dalam dunia militer, mengawasi berarti mengintai, mengamati gerak-gerik musuh, guna mencari titik lemah dan menetukan waktu yang tepat untuk menyerang. Adakah niat menggulingkan Jokowi dalam pertemuan tertutup Prabowo dan SBY? Walahualam. Hanya mereka berdua dan nasi goreng yang tahu. Yang pasti dua tokoh ini sudah sepakat untuk menjadi pengawas Pemerintahan Jokowi.
Maka, WASPADALAH Pakde! Dua jenderal sedang mengawasi Anda. Jangan lengah. Konsolidasi kekuatan mulai dari sekarang. Bersihkan koalisi dari para sengkuni. Awasi gerak-gerik setiap partai. Jangan biarkan mereka menikmati kekuasaan dengan bermain politik dua kaki. Bersekutulah dengan partai yang sungguh-sungguh mau bersehati dan bersepikir. Rekrut tokoh-tokoh masyarakat dari berbagai suku, ras, agama, golongan, dan kelas ekonomi, untuk memperkuat gerakan di akar rumput. Jangan biarkan mereka dicekokoki argumentasi tidak waras dengan jubah demokrasi.
Kilasnya : SiaranIndoonesia
Banyak cerita dan rumor miring tentang latar belakang friksi antara Prabowo dan SBY. Salah satunya diungkap mantan peneliti LIPI, Hermawan Sulistyo yang membeberkan kejadian SBY digebuk Prabowo saat masih sama-sebuahsama di Akmil. Disebut-sebut insiden masa lalu itu membuat hubungan Prabowo dan SBY kaku seperti kanebo kering dankeduanya sulit untuk disatukan.
Jurang komunikasi antara Prabowo dan SBY semakin lebar seiring rivalitas politik Hambalang-Cikeas. Pada Pilpres 2009 Prabowo yang berpasangan dengan Megawati dikalahkan oleh SBY yang menggandeng Boediono. Dalam Pilkada DKI, jagoan cikeas tumbang oleh jagoan yang diusung Prabowo. Maka jika kini mereka bisa duduk satu meja, JANGAN PERNAH menganggap itu sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Dalam dunia militer apalagi dalam masa peperangan, pertemuan dua jenderal dari dua teritori adalah sebuah momentum yang luar biasa. Ada setidaknya dua hal yang terjadi. Pertama, salah satu jenderal mengalami kekalahan dan meminta bantuan dari jendral yang lain. Kedua, ada sebuah ancaman yang harus dihadapi bersama.Agen Togel Online Terpercaya
Kamis lalu dua jenderal bertemu di Cikeas. Mereka bukan jenderal biasa. Yang satu pernah menjabat presiden selama dua periode dan kini masih bercokol di pucuk pimpinan Partai Demokrat. Yang satu lagi adalah Ketua Partai Gerindra, partai yang konsisten berdiri di sisi oposisi. Keduanya jelas masih punya pengaruh dan garis kekuatan di militer. Rekam jejak mereka di dunia militer juga tidak main-main. SBY ahli strategi, Prabowo pakar operasi lapangan.
Jadi sekali agi jangan pernah meremehkan pertemuan dua tokoh ini.Dan tak bisa dipungkiri, Jokowi kini menjadi musuh bersama SBY dan Prabowo. Mereka merasa dipukul mundur oleh Undang Undang Pemilu 2017 yang secara dramatis mengebiri hasrat untuk berkuasa. SBY kesemutan karena Undang Undang ini bisa memupus harapannya mengusung sang putra, Agus Harimurti Yudhoyono ke kursi RI-1. Padahal setelah kalah di Pilkada DKI, Agus sudah safari mempromosikan diri ke sekeliling negeri.
Sementara itu Prabowo meradang karena Undang Undang Pemilu 2017 mengubah mimpinya untuk duduk di kursi presiden menjadi cerita tentang ambisi tak sampai. Semua ini gara-gara Undang Undang pemilu yang dicurigai partai-partai oposan sebagai trik Jokowi menghadang Prabowo.
Gelagat menempatkan Jokowi sebagai rival atau musuh bersama semakin terang benderang dari pernyataan mereka usai menyantap nasi goreng Cikeas. SBY, seperti biasa, dengan ekspresi serius dantegang menyebut adanya kecenderungan abuse of power. Kekuasaan, kata SBY mulai bertindak melampaui batas.
Sebelum bicara di depan media, kedua jenderal ini sempat mengadakan pembicaraan tertutup selama kurang lebih satu jam. Diduga kuat topik utama yang mereka bahas adalah isu-isu panas seputar dunia politik tanah air. Ini terungkap dari pernyataan keduanya di depan media. Menyambung soal abuse of power, SBY menyinggung akibat destruktif dari Undang Undang Pemilu 2017 terhadap kehidupan demokrasi di Indonesia.Angka Jitu Togel
Setali tiga uang dengan SBY Prabowo mempertegas dampak buruk Undang Undang Pemilu 2017 terhadap kehidupan berdemokrasi. Kedua jenderal yang selama ini dikesankan sebagai bebuyutan, kini sudah bersekutu. Persekutuan itu terungkap dalam pernyataan: “kami siap mengawasi” agar kekuasaan tidak sampai melampaui batas, tidak terjadi abuse of power.
Menarik untuk menafsir makna dari termin “mengawasi” yang digunakan SBY dan Prabowo. Jika kata itu terucap dari mulut anggota DPR, mengawasi menjadi hal biasa. Atau jika kata itu diucapkan seorang demonstran, maknanya juga tidak menimbulkan banyak tafsir. Tapi SBY dan Prabowo bukan anggota DPR. Mereka juga bukan demonstran. Lebih dari itu, SBY dan Prabowo adalah dua figur dengan latar belakang militer yang sangat kuat.
Dalam dunia militer, mengawasi berarti mengintai, mengamati gerak-gerik musuh, guna mencari titik lemah dan menetukan waktu yang tepat untuk menyerang. Adakah niat menggulingkan Jokowi dalam pertemuan tertutup Prabowo dan SBY? Walahualam. Hanya mereka berdua dan nasi goreng yang tahu. Yang pasti dua tokoh ini sudah sepakat untuk menjadi pengawas Pemerintahan Jokowi.
Maka, WASPADALAH Pakde! Dua jenderal sedang mengawasi Anda. Jangan lengah. Konsolidasi kekuatan mulai dari sekarang. Bersihkan koalisi dari para sengkuni. Awasi gerak-gerik setiap partai. Jangan biarkan mereka menikmati kekuasaan dengan bermain politik dua kaki. Bersekutulah dengan partai yang sungguh-sungguh mau bersehati dan bersepikir. Rekrut tokoh-tokoh masyarakat dari berbagai suku, ras, agama, golongan, dan kelas ekonomi, untuk memperkuat gerakan di akar rumput. Jangan biarkan mereka dicekokoki argumentasi tidak waras dengan jubah demokrasi.
Kilasnya : SiaranIndoonesia
Posting Komentar