HASIL JOKOWI MEMBANGUN INDONESIA SAMPAI KEPLOSOK NEGERI YANG TERPENCIL


Hasil gambar untuk jokowi


HASIL JOKOWI MEMBANGUN INDONESIA SAMPAI KEPLOSOK NEGERI YANG TERPENCIL - Seperti yang kita ketahui, saat ini Negara Indonesia dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia ke-7 yaitu Presiden Joko Widodo. Siapa sangka berawal dari pengusaha kalangan kecil atau “wong cilik” berkat usaha kerasnya kini Ia menjadi orang No. 1 di Indonesia. Berbagai kinerja positif telah diraihnya selama menjabat sebagai Wali Kota Surakarta bahkan sampai menjabat sebagai Presiden RI pun berbagai prestasi telah diraihnya.

Ir. Joko Widodo atau Jokowi lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961. Jokowi meraih gelar insinyur dari Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1985. Jokowi muda berprofesi sebagai pengusaha meubel meneruskan usaha keluarganya. Sifat sederhana, jujur, merakyat, dan juga pekerja keras banyak yang menganggapnya patut dicontoh sebagai seorang pemimpin.

Bahkan ketika menjabat sebagai Presiden pun kesederhanaan masih melekat dalam dirinya. Jokowi tak jarang melakukan blusukan atau turun langsung ke lapangan dalam kegiatan kerjanya, kegiatan itu dijadikan sebagai agenda wajib untuk berkomunikasi kepada rakyatnya. Hal ini dilakukannya tidak lain untuk memantau kebutuhan rakyatnya.

Menjelang 3 tahun pemerintahannya, Jokowi terus menorehkan prestasi kerja nyata bagi Indonesia. Sejak awal pemerintahan bersama kabinet yang Ia beri nama Kabinet Kerja, Jokowi tidak hanya memberikan janji tetapi juga bukti. Di tengah maraknya isu yang mengguncangnya dengan pernyataan yang menjatuhkan nama dan harga dirinya, justru Jokowi seperti menutup telinga dan terus melakukan pembangunan bagi Indonesia. Angka Maut Hari ini

Salah satunya pencapaian Jokowi yang telah terlaksana yaitu dengan peluncuran 3 kartu saktinya yaitu KIS (Kartu Indonesia Sehat), KIP (Kartu Indonesia Pintar), dan KKS (Kartu Keluarga Sejahtera). Hal ini menjadi bukti kepedulian Jokowi kepada rakyatnya untuk mendapatkan hak yang sama dalam pelayanan kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan, agar masyarakatnya tidak bodoh dan juga tidak sakit-sakitan.

Sejak awal pemerintahannya hingga saat ini Jokowi dengan gencar melakukan pembangunan infrastruktur yang sempat tertunda pada tahun-tahun pemerintahan sebelumnya, seperti Pembangunan jalur Transportasi Massal di Jakarta, yaitu MRT dan LRT yang tertunda selama 24 tahun. Pada Oktober 2013 lalu, saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo meresmikan dimulainya pembangunan MRT yang akan membentang dari Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia dan diprediksikan akan selesai pada tahun 2019.

Koridor satu MRT tersebut akan terdiri dari 13 stasiun, panjangnya kurang lebih 15,7 kilometer dan bisa ditempuh kira-kira di bawah 30 menit dengan rincian tujuh stasiun layang dan enam stasiun bawah tanah dengan kapasitas 280.000 penumpang setiap hari.

Proyek transportasi massal ini dimaksudkan supaya ada solusi permanen untuk mengatasi kemacetan parah yang terjadi selama ini di daerah Jakarta dan sekitarnya. Proyek ini diperkirakan akan selesai pada 2019 mendatang. Meskipun belum rampung pengerjaannya namun banyak yang mengapresiasi kinerja Jokowi yang tidak main-main.

Pembangunan Infrastruktur lainnya ialah proyek Pembangunan Jalan Tol yang dikebut pada masa pemerintahan Jokowi. Salah satuya Pembangunan Jalan Tol Trans Jawa yang kini sebagian besar telah siap beroperasi. Berdasarkan data dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) yang dilansir detikFinance, setidaknya ada 6 ruas tol baru yang bisa beroperasi dan 3 ruas fungsional. Total yang bisa beroperasi sepanjang 82,53 km, ditambah yang bisa dilalui secara fungsional sepanjang 127 km.

Pembangunan Jalan Tol yang terbilang ngebut ini telah siap digunakan 35% atau 227 km dari sepanjang 649 km jalan tol yang dibangun. Beberapa ruas di antaranya ruas tol Pejagan-Pemalang seksi I dan II, Semarang-Bawen, dan seksi IA dan IV ruas tol Mojokerto-Surabaya.Agen Togel Online Terpercaya

Tidak hanya lintas Jawa bahkan pembangunan digenjot sampai ke ujung perbatasan. Program ini tentunya memberikan dampak positif bagi masyarakat ujung perbatasan yang selama ini cenderung terlupakan, karena pemerintahan yang sebelumnya kurang peduli terhadap daerah perbatasan sehingga menimbulkan masalah perebutan beberapa wilayah Indonesia yang telah diklaim oleh negara tetangga.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa Pembangunan infrastruktur jalan di perbatasan yang diprioritaskan saat ini Kalimantan dan Nusa Tenggara Timur. Saat ini pembangunan infrastruktur jalan di perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan Timor Leste telah merampungkan 176 kilometer (km), sedangkan untuk pembangunan infrastruktur jalan di perbatasan Kalimantan sepanjang 1.900 kilometer yang membentang dari Kalimantan Utara hingga Kalimantan Barat. Khusus di Kalbar, jalan perbatasan dibangun untuk memperlancar konektivitas menuju tiga PLBN terpadu di sana, yakni Entikong, Badau, dan Aruk. Pembangunan infrastruktur yang telah dimulai sejak 2015 itu hingga awal 2017 telah mencapai 1.582 kilometer.

Selain Kalimantan dan NTT, Jokowi bersama Kementerian PUPR juga tengah menggenjot pembangunan jalan di kawasan perbatasan Papua yakni Trans Papua yang memiliki panjang 4.330 kilometer yang saat ini telah mencapai 89%. Pembangunan ini ditujukan untuk mempermudah proses distribusi dan kemajuan ekonomi di daerah-daerah perbatasan. Pembangunan jalan perbatasan merupakan penjabaran dari amanat Nawa Cita dan arah kebijakan RPJMN 2015-2019, yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam rangka negara kesatuan Republik Indonesia.

Selain pembangunan jalan di daerah perbatasan, pemerintahan Jokowi juga berhasil mempercantik pos-pos perbatasan yang kini jauh dari kesan kumuh. Berbeda dengan dulu, PLBN jauh dari kebersihan, kumuh dan tidak terawat yang sepertinya kalah jika dibandingkan dengan negara tetangga.

Dalam sambutannya pada acara Forum Rektor Indonesia, JCC Senayan, Jokowi pernah mengatakan merasa malu akan kondisi pos yang terkesan seperti kandang. Namun kini PLBN Entikong (Kalimantan Barat) jauh lebih baik 5 kali lipat ketimbang dengan pos negara Malaysia, dengan desain gedung yang memiliki ornamen Dayak. Selain itu, ada PLBN Motaain yang sudah jadi. Terletak di Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT), bangunan ini mengadopsi desain rumah adat Belu, Mbaru Niang.

Ada pula PLBN lain yang berhasil dibangun, yakni PLBN Terpadu Aruk, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat; PLBN Terpadu Nanga Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat; PLBN Terpadu Wini, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur; PLBN Terpadu Motamasin, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur; dan PLBN Skouw, Kota Jayapura, Papua.

Jokowi bersama pemerintahannya mengharapkan pembangunan ini bisa menumbuhkan kebanggaan dari masyarakat Indonesia di perbatasan. “Kita ingin rakyat di perbatasan, di pulau-pulau terdepan, semakin bangga menjadi warga negara Indonesia, dan menjadi semakin semangat untuk menjaga Tanah Air-nya,” kata Jokowi.

Pembangunan infrastruktur di wilayah perbatasan ini bertujuan untuk menjadikan wilayah tersebut sebagai teras depan Indonesia, bukan lagi halaman belakang. Hal ini merupakan langkah awal yang baik untuk pemerataan ekonomi Indonesia, agar masyarakat mendapat jaminan kebutuhan ekonomi yang selama ini lebih banyak bergantung dari negara Malaysia, sehingga dapat memutus rantai pencaplokan wilayah yang selama ini dikhawatirkan.

Pencapaian Jokowi yang lainnya yaitu Pembangkit Tenaga Listrik yang dibangunnya sejak tahun 2015 lalu. Pertambahan kawasan/perkotaan dan jumlah penduduk di Indonesia yang semakin pesat membuat indonesia semakin krisis ketenagalistrikan, hal ini mendorong pemerintahan Jokowi bersama PT. PLN (Persero) melakukan proyek pembangunan pembangkit listrik sebesar 35.000 MW.

Berdasarkan catatan detikFinance, pada 10 Maret 2017 lalu proyek pembangkit yang sudah masuk tahap konstruksi masih 10.442 MW. Artinya dalam waktu kurang dari 4 bulan ada 4.151 MW pembangkit yang sudah mulai dibangun. Secara total, 6.970 MW (19,5%) sedang dalam tahap perencanaan, 5.355 MW (15%) di pengadaan, 8.150 MW (22,5%) sudah PPA tapi belum konstruksi, 14.593 MW (41%) sudah konstruksi, dan 757,5 MW (2%) yang sudah COD alias beroperasi secara komersial.

Dengan adanya pembangkit listrik yang kita miliki, diharapkan agar dapat memenuhi kebutuhan listrik nasional, dan distribusi listrik dapat dilakukan secara merata sampai ke pelosok negeri, agar meminimalisasir ketimpangan yang terjadi selama ini antara perkotaan dan pedesaan terpencil.

Keberhasilan dari program yang direncanakan Pak Jokowi tentunya memberikan banyak manfaat yang dirasakan oleh rakyat Indonesia. Semoga lebih banyak lagi pencapaian positif yang dapat terus diwujudkan demi pembangunan Indonesia yang lebih baik. Terimakasih untuk segala dedikasi yang Pak Jokowi berikan untuk negeri ini.

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © siaranindoonesia. Designed by OddThemes
site hit counter